Minggu, 30 September 2012

X

`aku tak pernah menginginkan semua ini', ucapnya dalam hati seorang wanita berusia 18 tahun yang bernama X. Seorang mahasiswi yang aktif dalam kegiatan sosialnya sehari-hari. Lewat jejaring sosial ia melayani siapa saja yang ingin mencurahkan isi hatinya.

Cinta Dalam Benci (part 2)

Setahun kemudian, aku memutuskan untuk memilih melanjutkan kuliah di Bogor. Ini pilihanku untuk masa depanku, aku yakin ini yang terbaik dan ini jalan untuk membahagiakan kedua orangtuaku dan dia. Mulai saat ini aku dengannya menjalani hubungan jarak jauh, mungkin sulit untuk diawal tapi aku yakin semua akan baik-baik saja.
Aku dan dia memang mempunyai latar belakang yang sangat jauh berbeda tetapi itu semua tidak membuatku berhenti menyayanginya, mungkin perbedaa inilah yang dapat memperidah hubungan kita untuk ke depannya.
Hubungan jarak jauh ini aku mulai dengan memberikan kepercayaan padanya begitupun sebaliknya, kami berjanji untuk saling percaya dan saling jujur satu sama lain. Memang sangat sulit percaya sama orang lain tapi aku akan mencoba untuk percaya padanya. Hari-hari berlalu dan semua terasa baik-baik saja, begitupun kehidupan baru ku di kampus dan di Bogor. Namun ada yang berbeda dalam hubunganku, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah hari itu dan menemui kekasihku keesokan harinya.
Perasaan wanita memang tidak bisa dibohongi, lagi-lagi dia selingkuh, kali ini sangat menyakitkan, semua sms aku baca dengan sangat jelas, tak banyak komentar akhirnya aku pun kembali ke Bogor. Namun dia semakin bingung ketika melihatku menangis, ketika dia mengetahui apa alasan aku menangis dia tidak bisa berkata apa-apa. Begitu pun aku, jika ada hal lain yang bisa kulakukan untuk menggambarkan perasaanku saat itu selain menangis pasti sudah aku lakukan. Begitu sakit rasanya dan menjijikan untuk kembali menjalani hubungan bersamanya.
Dia mengikutiku, selama perjalanan di kereta aku hanya terdiam dalam tangis, selalu ku coba melupakan semua bayangan yang terjadi namun aku tak mampu melupakannya. Aku tak peduli banyak orang yang melihatku aneh karena aku menangis, begitu sakit yang aku rasakan hingga aku tak peduli seperti apa keberadaan disekelilingku.
Saat ini apa yang harus aku lakukan, tetap bertahan meskipun berulang kali disakiti atau aku pergi meninggalkannya dan mencoba membuka hati ini untuk orang lain. Dan aku memutuskan untuk tetap bertahan, mungkin aku memang bodoh, tapi aku mencoba belajar bahwa cinta yang tulus tak pernah mengharapkan balasan. Jika memang dia tidak mencintaiku sama seperti rasa cintaku, aku ikhlas dan aku akan pergi jika dia yang meminta aku untuk pergi dari kehidupannya.

Minggu, 14 Agustus 2011

Mataku Terbuka

Aku bingung cerita ini harus bermulai dari mana dan mungkin cerita ini hanya sekedar cerita biasa saja tapi semoga bermanfaat buat kalian yang membacanya.


Aku mempunyai teman yang cukup dekat denganku, dia cantik, berkulit putih nan mulus, dia juga pintar, menurutku dia adalah wanita yang paling sempurna di dunia ini, karena apa pun yang diinginkan pasti akan dengan mudahnya ia dapatkan, belum lagi banyak para lelaki yang menyukainya, meskipun dia telah memiliki kekasih yang sepadan dengannya tapi tetap saja itu tidak membuat para lelaki berhenti mengejarnya. Jika Tuhan berkata tidak ada mahluk yang sempurna di dunia ini, lantas dimataku temanku adalah mahluk yang sempurna, mungkin bukan hanya dimataku tetapi dimata setiap orang yang mengenalnya. Ya sebut saja nama teman dekatku ini adalah Chryzella Zhenny Diningrat. Aku biasa memanggilnya Zella.
Belum lama ini para remaja ramai sekali membicarakan tentang kedatangan Justien Bieber ke Indonesia, hampir semua remaja bahkan orang tua sekalipun menyukainya, dimana-mana yang ku dengar semua orang membicarakannya, tidak di televisi, di angkutan umum, bahkan saat mengantri di wc umum, hahaha.
Sebenarnya tidak bisa ku pungkiri bahwa aku pun menyukai Justien Bieber, wanita mana sih yang tidak terkagum-kagum melihatnya. Maka pada saat Justien akan mengadakan konser di Indonesia tepatnya di Sentul City, ingin sekali aku melihatnya. Tapi apalah daya, harga tiketnya di luar jangkauanku. Betapa bahagianya saat aku mendengar Zella akan menghadiri konser tersebut, dengan bahagianya ia memberitahuku karena ayahnya telah memberikan uang untuk membeli tiket konser tersebut. Bisa kubayangkan betapa bahagianya hati Zella, nasibnya sangat baik dan tak seburukku. Tapi itu tidak membuatku berkecil hati, bagiku sudah bisa melihat Justien di televisi saja sudah bahagia, aku tak banyak berharap bisa melihatnya secara langsung.
Sore setelah sepulang sekolah Zella memintaku untuk menemaninya, ya kemana lagi kalau bukan untuk membeli tiket konser JB (Justien Bieber). Berhubung aku tidak ada kegiatan hari ini, maka dari itu aku mau menemaninya.

Sepanjang perjalanan banyak yang kami lihat, tak lain adalah anak-anak kecil yang bernyanyi di lampu merah, ada yang menjual minuman bahkan koran. Saat aku sedang melihat mereka, tiba-tiba Zella mengajakku berbicara.
Zella : Kasihan ya mereka
Aku   : Iya Zell
Zella : Apa orang tua mereka tidak menyekolahkan mereka?
Aku   : Mungkin ingin Zell, tapi dari mana mereka dapat membayar
        semua kebutuhan sekolah
Zella : Loh memangnya mereka tidak bekerja? Apakah mereka tidak
        menginginkan anaknya sukses?
Aku   : Cari pekerjaan itu susah Zell, tidak semudah membalikan
        telapak tangan, tidak ada orang tua yang
        ingin anaknya tidak sukses, pasti mereka menginginkannya
Zella : Lantas, apa mereka pikir dengan cara seperti itu mereka
        akan sukses?
Aku   : Ku beritahu ya Zell, untuk membeli makan saja sudah
        susah, apalagi untuk biaya sekolah
Zella : Kasihan ya mereka, di bawah terik matahari seperti ini
        mereka malah mencari uang untuk makan, sedangkan aku
        duduk di dalam mobil berAC ingin menghabiskan uang hanya
        untuk membeli sebuah tiket konser. Sepertinya kuurungkan
        saja niatku untuk membeli tiket tersebut
Aku   : Loh kenapa Zell? Bukankah kamu menginginkannya?
Zella : Ya aku memang menginginkannya, tetapi aku tidak begitu
        membutuhkannya, sepertinya mereka lebih membutuhkan uang
        ini
Aku   : Kamu serius?
Zella : Ya aku serius, apakah aku terlihat sedang bercanda?
        Mau tidak kamu membantuku?
Aku   : Selagi ku bisa membantumu pasti akan ku bantu, apa?
Zella : Bantu aku untuk mengumpulkan mereka besok sore di tempat

        tadi
Aku   : Untuk apa?
Zella : Aku ingin memberikan uang ini untuk mereka dan aku ingin
        mereka merasakan kebahagian sama sepertiku, meskipun
        hanya sedikit
Aku   : Maksudmu uang untuk membeli tiket konser Justien?
Zella : Iya, memangnya kenapa?
Aku   : Nanti kamu bisa dimarahi oleh ayahmu Zell
Zella : Sudahlah itu resiko ku, yang terpenting kebahagian mereka


Sejenak aku termenung, sungguh tak percaya bahwa masih ada yang peduli pada rakyat miskin seperti mereka. Ini benar-benar nyata di kehidupanku, ada gadis yang sebaya denganku yang merelakan uangnya hanya untuk orang-orang di pinggir jalan. Padahal jauh di hari sebelumnya ia sangat mengharapkan uang tersebut untuk membeli tiket konser, agar dapat melihat penampilan Justien Bieber secara langsung. Tapi, ketika kini tiket sudah di depan mata ia malah menyia-nyiakannya, ia malah memilih membahagiakan orang lain dibanding dirinya. Sungguh perbuatan yang sangat mulia.
Maka saatnya pun telah tiba, hal yang bisa kulakukan saat ini hanyalah mengumpulkan orang-orang tersebut. Tak lama Zella pun datang dengan mobil mewahnya membawa makanan yang begitu banyak. Semua mata tertuju padanya, terlihat wajah yang takut, tegang, dan bingung dari orang-orang tersebut. Akhirnya saat pembagian uang dan makanan pun dimulai, awalnya semua merebutkan apa yang dibagikan, namun alhamdulilah aku bisa menertibkan mereka, karena aku bilang, yang tidak mengantri tidak akan diberi, haha konyol memang perkataanku tapi itu berhasil.
Dan pada akhirnya semua selesai juga, senang rasanya melihat mereka tersenyum.


Aku   : Aku bangga padamu Zell
Zella : Terima kasih, kamu perlu tahu satu hal, kita tidak bisa
        terus berharap pemerintah akan memberikan bantuan kepada
        mereka, kita juga tidak bisa terus-menerus menuntut
        pemerintah agar memberikan sebagian dana dari rakyat
        untuk rakyat
Aku   : Loh, memangnya salah jika kita menuntut?
Zella : Ketahuilah bahwa pemerintah sudah memberikannya kepada
        mereka, hanya saja tidak semua, memangnya dana tersebut
        hanya untuk rakyat kecil saja, tidak. Pemerintah juga
        harus membangun jembatan atau membenarkan jalan yang
        rusak, kalau tidak di lakukan, tentu orang-orang seperti
        kita akan kecewa telah membayar pajak. Belum lagi dana
        tersebut habis untuk membayar gaji pensiun, bayangkan
        berapa banyak pensiun yang bertambah setiap tahunnya.
        Apalagi sekarang negara kita sudah mulai ketergantungan
        dengan produk dari luar, apa itu tidak mengeluarkan dana
        yang cukup besar. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah
        sepenuhnya.
Aku   : Kenapa begitu?
Zella : Iya karena mereka juga memikirkannya bahkan sudah
        meminimalkan harga. Seharusnya orang seperti kita yang
        memiliki uang lebih, bantulah saudara-saudara kita untuk
        meringankan bebannya. Pernah tidak terbayang di otakmu,
        seandainya semua orang yang memiliki kekayaan yang lebih
        memberikan sebagian kekayaannya untuk mereka atau
        memberikan pekerjaan kepada mereka, apa hidup mereka
        tidak makmur? Pasti lama kelamaan mereka akan hidup
        bahagia seperti kita
Aku   : Iya kamu benar Zell, apa yang kamu lakukan sekarang telah
        membuka mataku, aku sadar sekarang, segala sesuatu yang
        baik meskipun kecil itu akan sangat berharga
Zella : Iya maka dari itu setelah aku pikir kembali, apakah aku
        pantas bahagia, lompat-lompat menonton konser yang harga
        tiketnya berjuta-juta, sedangkan masih banyak saudara-
        saudaraku yang menderita kelaparan
Aku   : Terima kasih ya kamu benar-benar telah membuka mataku


Karena perbuatan Zella yang lebih memilih uangnya di berikan kepada orang-orang di jalan tersebut dari pada hanya untuk membeli sebuah tiket konser dan semua perkataan yang Zella katakan, telah membuka mataku, bahwa masih banyak yang menderita dan kita tidak pantas berbahagia di atas penderitaan orang lain, bukan hanya iba tapi bertindak untuk membuatnya bahagia meskipun kecil. 
Konser Justien pun telah tiba dan Zella kini menghabiskan waktunya hanya di rumah saja. Ketika ayahnya sadar bahwa anak kesayangannya sedari tadi hanya berdiam diri di rumah dan tidak beranjak dari kamarnya. Ayahnya pun menghampirinya dan bertanya. Zella pun takut untuk menjelaskannya, namun ia memberanikan diri untuk menceritakan semuanya, kini ia sudah siap jika ayahnya akan memotong uang sakunya bahkan memarahinya sekalipun. Namun setelah semua dijelaskan kepada ayahnya, Zella senang karena ayahnya tidak memotong uang sakunya ataupun memarahinya. Justru ayahnya sangat bangga bahwa anak kesayangannya kini sudah mulai berpikir dewasa dan mulai memikirkan akan kebahagian orang lain serta arti seberapa penting uang yang kita miliki.

Bintang Yang Tak Pernah Redup (Draft 1)

Terlahirlah seorang bayi cantik dari sebuah keluarga yang berkecukupan tetapi kurang akan kasih sayang. Yaa begitulah hidup, ada manis dan ada pahitnya. Ayah bayi tersebut sangat mengharapkan anak pertama yang lahir adalah lelaki. Namun yang lahir adalah seorang wanita yang begitu manis nan mungil. Yang di beri nama Bintang Ramadhani. Meskipun ayahnya menginginkan seorang anak lelaki tetapi tidak membuat ia membenci kelahiran anak perempuan nya. Ia begitu menyayangi anaknya. Selang 3 tahun kemudian, lahirlah seorang bayi lelaki yang tampan dan manis, yaa adik nya Bintang yang diberi nama Aggy Ramadhan.
Kini Bintang tumbuh menjadi anak yang riang gembira, baik hati, dan suka menolong sesama.
Ketika ia sedang bermain dengan adiknya, tiba-tiba adiknya dengan tidak sengaja melemparkan potongan batu bata merah dan mengenai kening Bintang. Darah keluar seperti air yang keluar dari keran, itu terjadi pada siang hari. Ayahnya yang saat itu sedang menikmati tidur siangnya, tiba-tiba langsung terbangun ketika mendengar jeritan tangis Bintang. Tak lama Bintang pub dilarikan ke rumah sakit terdekat dan mendapatkan beberapa jahitan. Namun siapa yang menyangka bahwa Bintang mengalami geger otak ringan yang menyebabkannya koma selama 3 bulan. Seluruh keluarganya berdoa untuk kesembuhannya dan akhirnya doa mereka terkabul, Bintang kini kembali pulih dan ia pun kini bisa melakukan aktifitasnya kembali.....
Kini Bintang memasuki usia remaja dan ia telah memiliki kekasih yang begitu menyayanginya. Hidupnya jauh lebih bahagia dari yang dia bayangkan. Namun, apa yang terjadi, terkadang Bintang merasa kepalanya terasa begitu sakit dan sangat sakit. Ia membiarkannya karena ia pikir itu hanyalah sakit kepala biasa.

Cinta Dalam Benci (part 1)

Ini hanyalah sebuah cerita karanganku :)

Berawal dari sebuah pertemuan yang tak iindah menurutku. Pada saat malam ttahun baru tiba aku bersama teman-teman yang lainnya ikut menyambut datangnya tahun baru. Namun seusai acara terjadi suatu kejadian di rumahku tepat pukul 02.45 pagi, terjadi pencurian lampu hias di gazebo depan rumah. Lalu mama pun keluar menghampiri para pencuri tersebut yang tak lain adalah teman-temanku dan satu pria yang tak ku tahu siapa dirinya.
Singkat cerita keesokan harinya aku bertemu dengan pria tersebut di sebuah tempat, entah mengapa aku begitu membencinya, mungkin karena kejadian malam itu. Lalu temanku bertanya.
"kenapa sih lu kok ngeliatin dia gitu banget?" kata seorang temanku
"ngga kenapa-kenapa sih, gue cuma ngga suka aja sama gayanya dia, emang dia anak mana sih?" tanyaku
"anak sebrang tapi sering nongkrong disini"
"serius lu? kok gue ngga pernah liat yaa?"
"masa sih, aneh deh lu."
"emang namanya siapa sih?" tanyaku penasaran
"ciee elah suka kali." ledek temanku
"idih apaan sih lu, najis amat gue pacaran sama dia, apa kata dunia coy? lagian gue cuma mau tau aja"
"heh ngga boleh gitu lu, benci sama cinta beda tipis loh?" sambil menertawakanku
"aaahhh udah deh ngga usah di bahas, gue mau pulang"
"yee ngambek yaa, yaa udah hati-hati menk"
"iyaa"

Sepanjang perjalanan pulang yang terpikir dalam otakku, siapa pria itu......


Hari pun berlalu begitu cepat dengan seiring berputarnya roda dunia ini, kini ku mengenal pria itu, yang membuatku penasaran adalah tentang kejadian malam itu. Karena aku yakin dia melakukannya karena ada sebabnya. Rupanya dia bahagia mendapatkan nomor handphoneku yang sengaja aku tulis waktu mengisi pulsa di counter, benar dugaanku dia menghubungi nomorku dan mengajakku berkenalan. Sejak saat itu kami berdua sering berkomunikasi bahkan sampai muncul kabar bahwa aku menyukainya. Kabar itu sama sekali tidak benar pada saat itu, namun beberapa bulan kemudian aku rasa aku mulai menyukainya. Entahlah perasaan ini harus disebut apa, masihkan aku membencinya atau sekarang aku telah mencintainya?
Sebenarnya aku sudah mengetahui perasaan dia sesungguhnya terhadapku, namun aku tak yakin dengannya, karena mungkin saja dia hanya mempermainkanku dan memanfaatkanku. Berkali-kali dia menyatakan perasaannya untukku dan berkali-kali aku menolak perasaannya. Tak pernah ia menyerah untuk memilikiku, sikapnya yang selalu sabar menghadapi sikapku yang tak wajar. Saat itu aku mulai mempertimbangkan perasaannya dan sejak saat itu juga aku mulai memikirkan perasaannya. Tepat pada tanggal 20 November 2009 aku menerima cintanya, mulai saat itu aku belajar mencintainya.

Pertama kali kami pergi berdua sepulang sekolah, mulai saat itu dia benar-benar memperlakukanku layaknya seorang putri, dia benar-benar menjagaku, bahkan ia sama sekali tidak berani menyentuhku, awal yang indah dan kurasa ia benar-benar tulus menyayangiku. Tiga bulan sudah aku bersamanya, dalam bulan-bulan itu banyak sekali teman-teman yang tidak menyukai hubungan kami, mulia dari temannya dan juga temanku. Mereka semua menghina hubungan kami, mereka bilang kekasihku tidak tulus mencintaiku. Dengan lantang aku berucap bahwa ia tulus mencintaiku. Namun, beberapa bulan kemudian saat aku memakai nomor telponnya, ada seorang wanita yang memberikan pesan singkat dengan mesra dan tak lain ialah selingkuhannya. Apakah aku menangis mengetahui hal itu? Iya, mungkin semua wanita akan menangis bila pria yang di cintainya menduakan cintanya. Lebih tepatnya mungkin saat ini menyayanginya bukan mencintainya.
Setelah ku tanyakan siapa wanita itu dan dia pun menjawab bahwa wanita itu benar selingkuhannya. Tak bisa ku gambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Aku hanya bisa terdiam menahan tangis, menahan jeritan yang begitu hebat dari dalam hatiku dan aku berharap agar ia tidak mendengar jeritan itu. Dia pun langsung meminta maaf, semua orang yang melakukan kesalahan pasti akan meminta maaf, begitu pun dia, dan aku pun memaapkannya, meskipun kini aku membencinya.
Hubungan kami semakin lama, namun masalah tidak berhenti disitu saja, ada satu wanita lagi yang masih berusaha mendekatinya, yaa bisa disebut mantannya dia. Yaa tuhan cobaan apalagi yang harus aku hadapi, apakah aku mampu melewati semuanya ....