Minggu, 30 September 2012

Cinta Dalam Benci (part 2)

Setahun kemudian, aku memutuskan untuk memilih melanjutkan kuliah di Bogor. Ini pilihanku untuk masa depanku, aku yakin ini yang terbaik dan ini jalan untuk membahagiakan kedua orangtuaku dan dia. Mulai saat ini aku dengannya menjalani hubungan jarak jauh, mungkin sulit untuk diawal tapi aku yakin semua akan baik-baik saja.
Aku dan dia memang mempunyai latar belakang yang sangat jauh berbeda tetapi itu semua tidak membuatku berhenti menyayanginya, mungkin perbedaa inilah yang dapat memperidah hubungan kita untuk ke depannya.
Hubungan jarak jauh ini aku mulai dengan memberikan kepercayaan padanya begitupun sebaliknya, kami berjanji untuk saling percaya dan saling jujur satu sama lain. Memang sangat sulit percaya sama orang lain tapi aku akan mencoba untuk percaya padanya. Hari-hari berlalu dan semua terasa baik-baik saja, begitupun kehidupan baru ku di kampus dan di Bogor. Namun ada yang berbeda dalam hubunganku, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah hari itu dan menemui kekasihku keesokan harinya.
Perasaan wanita memang tidak bisa dibohongi, lagi-lagi dia selingkuh, kali ini sangat menyakitkan, semua sms aku baca dengan sangat jelas, tak banyak komentar akhirnya aku pun kembali ke Bogor. Namun dia semakin bingung ketika melihatku menangis, ketika dia mengetahui apa alasan aku menangis dia tidak bisa berkata apa-apa. Begitu pun aku, jika ada hal lain yang bisa kulakukan untuk menggambarkan perasaanku saat itu selain menangis pasti sudah aku lakukan. Begitu sakit rasanya dan menjijikan untuk kembali menjalani hubungan bersamanya.
Dia mengikutiku, selama perjalanan di kereta aku hanya terdiam dalam tangis, selalu ku coba melupakan semua bayangan yang terjadi namun aku tak mampu melupakannya. Aku tak peduli banyak orang yang melihatku aneh karena aku menangis, begitu sakit yang aku rasakan hingga aku tak peduli seperti apa keberadaan disekelilingku.
Saat ini apa yang harus aku lakukan, tetap bertahan meskipun berulang kali disakiti atau aku pergi meninggalkannya dan mencoba membuka hati ini untuk orang lain. Dan aku memutuskan untuk tetap bertahan, mungkin aku memang bodoh, tapi aku mencoba belajar bahwa cinta yang tulus tak pernah mengharapkan balasan. Jika memang dia tidak mencintaiku sama seperti rasa cintaku, aku ikhlas dan aku akan pergi jika dia yang meminta aku untuk pergi dari kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar